Mary Shelley: Sang Pencipta “Frankenstein”

Mary Shelley: Sang Pencipta “Frankenstein”

Mary Shelley adalah seorang penulis terkenal yang paling dikenal sebagai pencipta novel ikonik “Frankenstein,” sebuah karya yang telah memengaruhi sastra, budaya populer, dan bahkan ilmu pengetahuan selama hampir dua abad. Dalam artikel ini, kita akan menjelajahi kehidupan Mary Shelley, sang pencipta “Frankenstein,” dan warisannya dalam sejarah sastra.

Kehidupan Awal dan Latar Belakang

Mary Shelley lahir pada 30 Agustus 1797, di London, Inggris. Ia adalah anak dari dua tokoh sastra terkenal, Mary Wollstonecraft, seorang penulis feminis terkemuka, dan William Godwin, seorang filsuf dan penulis. Meskipun keluarganya terlibat dalam dunia sastra dan pemikiran, kehidupan Mary penuh dengan tragedi. Ibunya meninggal saat Mary masih bayi, dan Mary tumbuh besar dengan ayahnya dan ibu tirinya.

“Frankenstein” dan Inspirasi

Pada usia 18 tahun, Mary Shelley menciptakan salah satu novel paling terkenal dalam sejarah sastra, “Frankenstein; or, The Modern Prometheus.” Karya ini muncul dari liburan musim panas yang dilewatkan bersama teman-temannya, termasuk saudara laki-laki dan penyair Percy Bysshe Shelley. Selama liburan di Villa Diodati, mereka membahas cerita-cerita horor dan tantangan untuk membuat cerita yang paling menakutkan. Itulah saat Mary mulai membayangkan cerita “Frankenstein.”

Novel “Frankenstein” bercerita tentang seorang ilmuwan muda, Victor Frankenstein, yang menciptakan makhluk hidup dari potongan-potongan mayat manusia. Kisah ini tidak hanya merupakan kisah horor, tetapi juga mengeksplorasi tema-tema seperti etika ilmiah, tanggung jawab, dan isolasi sosial. Buku ini menjadi salah satu karya sastra paling terkenal tentang dampak teknologi dan ilmu pengetahuan pada masyarakat.

Pengaruh dalam Sejarah Sastra

“Frankenstein” adalah karya yang unik dalam sejarah sastra karena mencampur elemen-elemen sastra gotik dengan pertimbangan ilmiah dan filosofis yang mendalam. Karya ini telah memengaruhi banyak penulis, sutradara, dan seniman selama berabad-abad. Selain itu, novel ini menjadi simbol bagi kesadaran manusia tentang dampak teknologi dan eksperimen ilmiah yang sering kali tak terkendali.

Mary Shelley sendiri juga menulis novel-novel lain seperti “The Last Man” dan “Mathilda,” yang tetap menjadi bagian dari warisan sastranya. Dia menunjukkan kemampuan dalam mengeksplorasi isu-isu sosial dan filosofis melalui karyanya.

Akhir Kehidupan dan Warisan

Mary Shelley menghabiskan sisa hidupnya menulis, meskipun dia juga mengalami tragedi pribadi, termasuk kematian suaminya, Percy Bysshe Shelley, dalam kecelakaan kapal pada tahun 1822. Mary meninggal pada tahun 1851, tetapi warisannya sebagai penulis terus hidup.

Karya-karya Mary Shelley telah menjadi bagian tak terpisahkan dari sastra Inggris dan telah menginspirasi banyak penulis dan seniman selama berabad-abad. Kehidupannya dan penciptaan “Frankenstein” mengilhami sejumlah studi, adaptasi, dan eksplorasi dalam berbagai media.

Dalam rangkaian kisah dan karakter yang diciptakannya, Mary Shelley telah membawa pertanyaan tentang etika ilmiah, batasan manusia, dan harga dari pencarian ilmu pengetahuan ke dalam pusat perdebatan dan imajinasi dunia. Mary Shelley akan selalu diingat sebagai seorang penulis yang menciptakan karya yang memengaruhi budaya, sastra, dan pemikiran kita tentang dunia dan kehidupan manusia.

Penerbit Pendidikan
BLOG

Related Articles

COMMENT

Post a Comments

A lectus ac pulvinar tincidunt accumsan. Ullamcorper dolor at lectus ac, sed facilisis hac. Molestie aliquam ut blandit nibh vulputate lectus in sit. Egestas in dolor dui purus tincidunt eget cras nisl est aliquam ut blandit nibh vulputate lectus ullamcorper.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *