Biografi Singkat Buya Hamka

Buya Hamka, atau nama lengkapnya Haji Abdul Malik Karim Amrullah, adalah seorang ulama, sastrawan, dan cendekiawan Indonesia yang dikenal sebagai salah satu tokoh penting dalam dunia Islam dan sastra Indonesia. Lahir pada 17 Februari 1908 di Sungai Batang, Maninjau, Sumatera Barat, Indonesia. Ia dibesarkan dalam keluarga yang religius, dan ayahnya, Abdul Karim Amrullah, adalah seorang ulama terkemuka di Minangkabau.

Hamka memulai pendidikan formalnya di sekolah desa setempat dan kemudian melanjutkan ke sekolah tinggi Islam. Pada usia muda, ia sudah menunjukkan bakat sastranya dan sering menulis esai dan cerpen di majalah lokal.

Hamka melanjutkan pendidikannya di Jakarta, dan pada tahun 1932, ia mendirikan sekolah Islam, Darul Mu’allimin, di Bukittinggi. Pada tahun 1937, Hamka berangkat ke Mekkah untuk menunaikan ibadah haji dan melanjutkan studi Islamnya di sana.

Karya Sastra dan Jurnalistik:

  • Buya Hamka merupakan penulis prolifik yang menulis dalam berbagai genre, termasuk sastra dan esai.
  • Salah satu karyanya yang terkenal adalah novel epik “Di Bawah Lindungan Ka’bah,” yang diterbitkan pada tahun 1938 dan dianggap sebagai salah satu karya sastra Indonesia terbaik.
  • Ia juga menjadi editor dan penulis di beberapa surat kabar dan majalah, termasuk Pedoman Masyarakat dan Panji Masyarakat.

Setelah kembali dari Mekkah, Hamka terlibat dalam kegiatan keagamaan dan pendidikan Islam di Indonesia. Ia aktif sebagai pemimpin di beberapa organisasi Islam dan terlibat dalam gerakan keagamaan dan kemerdekaan Indonesia.

Buya Hamka terlibat dalam dunia politik, dan pada tahun 1959, ia terpilih sebagai anggota Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) dari fraksi Partai Masyumi. Namun, karier politiknya berakhir ketika Partai Masyumi dilarang pada tahun 1960.

Buya Hamka mendapatkan berbagai penghargaan atas kontribusinya dalam bidang sastra, pendidikan, dan keagamaan. Ia dihormati sebagai tokoh ulama besar dan penulis terkemuka di Indonesia.

Buya Hamka meninggal dunia pada 24 Juli 1981 di Jakarta pada usia 73 tahun. Meskipun telah meninggalkan dunia, warisannya sebagai pemikir, ulama, dan sastrawan terus memengaruhi perkembangan intelektual dan budaya Indonesia. Sosok yang merangkum banyak aspek kehidupan, dari literatur hingga pendidikan dan keagamaan. Karyanya yang luas mencerminkan komitmen dan kontribusinya terhadap pembentukan identitas dan kebudayaan Indonesia.

BLOG

Related Articles

COMMENT

Post a Comments

A lectus ac pulvinar tincidunt accumsan. Ullamcorper dolor at lectus ac, sed facilisis hac. Molestie aliquam ut blandit nibh vulputate lectus in sit. Egestas in dolor dui purus tincidunt eget cras nisl est aliquam ut blandit nibh vulputate lectus ullamcorper.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *