Mengenal Museum Sangiran
Museum Sangiran adalah sebuah museum arkeologi yang terletak di Desa Kalijambe, Kabupaten Sragen, Jawa Tengah, Indonesia. Museum ini didirikan untuk mengabadikan dan memamerkan penemuan-penemuan arkeologis penting yang terkait dengan Situs Manusia Purba Sangiran, yang merupakan salah satu situs manusia purba terkemuka di dunia.
Sejarah pembentukan Museum Sangiran dimulai pada tahun 1977 ketika Pemerintah Indonesia, dengan dukungan UNESCO, mendirikan Balai Penyelidikan Purbakala Sangiran. Tujuan dari pendirian balai ini adalah untuk mengkoordinasikan penelitian ilmiah di Situs Manusia Purba Sangiran serta melestarikan dan memamerkan artefak-artefak yang ditemukan di situs tersebut.
Pada tahun 1982, Balai Penyelidikan Purbakala Sangiran kemudian bertransformasi menjadi Museum Sangiran. Museum ini dibuka untuk umum dan mulai memamerkan koleksi artefak-arkeologis yang ditemukan di Situs Manusia Purba Sangiran. Sejak itu, Museum Sangiran telah menjadi salah satu destinasi wisata budaya yang populer di Indonesia dan menarik pengunjung dari dalam negeri maupun mancanegara.
Klaster
Selama perkembangannya hingga saat ini, Museum Manusia Purba Sangiran memiliki lima klaster, sebagai berikut
- Klaster Krikilan
Klaster ini merupakan induk atau titik pusat dari Sangiran. Klaster ini menjadi pusat kunjungan yang memberikan wawasan luas. Di klaster ini semua informasi tentang kepurbakalaan tersaji lengkap beserta dengan bentang alam Sangiran. Klaster inilah yang diketahui secara umum oleh masyarakat sebagai Museum Sangiran yang memiliki beragam koleksi yang dipamerkan.
- Klaster Bukuran
Terletak di Desa Bukuran, klaster ini menampilkan teori-teori evolusi dan faktor-faktor yang mempengaruhinya. Materi yang disajikan di Klaster Bukuran dibuat dengan konsep masa kini melalui grafis visual yang interaktif.
- Klaster Ngebung
Titik awal dilakukannya penggalian secara sistematis oleh beberapa tokoh seperti Raden Saleh, J.C. van Es, Eugene Dubois, G.H.R von Koenigswald, dan lainnya. Klaster ini menjadi bagian penting dalam menghasilkan temuan fosil binatang, artefak, dan beberapa sisa fosil manusia. Pada klaster ini disajikan perjalanan Situs Sangiran mulai dari eksplorasi awal hingga diakui sebagai Warisan Dunia oleh UNESCO.
- Klaster Dayu
Klaster ini menyajikan beberapa lapisan tanah dari empat zaman dengan rentang waktu 100 ribu hingga 1,8 juta tahun silam. Klaster Dayu ini menjadi pusat informasi tentang pelapisan tanah purba serta budaya manusia dengan jenis Homo erectus terlengkap.
Koleksi di Museum Sangiran
Museum sangiran memiliki berbagai koleksi temuan seperti fosil makhluk hidup dan artefak. Salah satu koleksinya yaitu Homo Erectus. Di lapisan stratigrafi situs Sangiran juga banyak ditemukan fosil fauna – hewan laut, reptil, dan vertebrata – tapi mayoritas adalah fosil Stegodon sp., Elephas sp. (gajah)., Cervidae (rusa), Bovidae (kerbau, sapi jantan, sapi) dan Rhinoceros sp. (badak).
Seiring berjalannya waktu, Museum Sangiran terus mengembangkan koleksinya serta melakukan riset dan pendidikan tentang sejarah manusia purba di wilayah tersebut. Museum ini juga berperan penting dalam melestarikan dan mempromosikan warisan budaya Indonesia kepada dunia.